Friday 17 August 2012

[FF] Nae chingu, Nae namja


Author : HyeheeHD

Cast :
  • ·         Ahn sohee (sohee)
  • ·         Kwon jiyong/Gdragon (jiyong)
  • ·         Sandara Park (dara)
  • ·         Lee Seunghyun (seungri)
  • ·         Lee sunmi (sunmi)

Genre : terserah apa aja lah (mungkin bisa dibilang romance)



Annyeong haeso ‘Leeders’, aku buat ff lagi nih. Ini ff kedua aku, setelah ff pertamaku ‘Mianae, Saranghae’#sekalian promosi#plak. Mian ya kalo ffnya belum bagus-bagus banget, susah juga buat ff yang sempurna, mian juga kalo masih ada typo, atau gaje ffnya. Happy reading~ ^_^

Sohee pov

                Huh~ malas sekali rasanya sekolah sekarang. Temanku, Kwon jiyong sekarang telah menjauh dariku. Kami cukup dekat, malah sangat dekat. Sejak dari TK dulu kami selalu bersama. Sangking dekatnya, kemana-mana pasti bersama, kadang kami dibilang kembar yang terpisah, ada juga yang bilang kami itu pacaran. Sebenarnya aku senang jika dibilang pacaran dengannya. Kenapa??? Karna… ya, aku lumayan suka padanya. Tapi dia mana mungkin jadi pacarku, karna dia sudah mempunya yeoja chingu sekarang. Itu mungkin salah satu alasan dia sekarang menjauh dariku.

*Flashback

Sohee pov

                “sohee ya, aku sepertinya menyukainya”, jiyong berkata padaku. “suka pada siapa?”, tanyaku bodoh. “ya, aku suka pada dara”, jawabnya sambil tersenyum. “oh, ne? kenapa kau tidak bilang aja sama dia, kalau kau suka padanya?”, jawabku sambil tersenyum pahit. “ne! itu ide yang cukup bagus sohee ya! Kau memang temanku yang terbaik!”, jawabnya lagi.

                Beberapa hari telah berlalu semenjak jiyong bilang kalau ia suka pada dara, tapi sejak hari itu juga dia jadi jarang terlihat. “Sohee ya!”, terdengar suara seperti orang yang ku kenal, aku pun menoleh ke arah suara tersebut. Ternyata itu jiyong, dia akhirnya datang sambil tersenyum sangat manis. “Ya! Kwon ji yong! Kemana saja kau? Sudah lama tidak bertemu”, kataku padanya. “kenapa? Kau merindukan aku?”, candanya. “kau sepertinya terkena penyakit terlalu percaya diri tau”, jawabku bohong padahal ia benar, aku kan sangat merindukannya.

                “oh, ya. Sohee ya.. aku sekarang telah resmi menjadi pacarnya dara!”, katanya sambil terseyum. Aku cukup terkejut, padahal baru beberapa hari yang lalu iya ingin bilang pada dara kalau ia suka padanya, tapi ternyata ia lasung bilang pada dara. “Oh, ne??? chukkae jiyong aa. Ya pantas saja kau jarang terlihat, pasti kau sering bersama dara kan?”, kataku sambil senyum terpaksa. “hahaha kau ini, kau tidak boleh cemburu padanya ya, nanti aku akan membagi waktu kok untuk mu”, jawabnya lagi dengan percaya diri.

                Setelah jiyong dan dara pacaran, ntah mengapa jika jiyong berjanji akan bertemu denganku, pasti ia tidak menepati janjinya, sering aku merasa kesal karna aku telah lama menunggunya, tapi dengan enteng ia akan bilang, “Sohee.. mian, aku tidak bisa menepati janjiku hari ini, kapan-kapan saja ya”. Itu semangkin membuatku sangat kesal.

*End flashback

Author pov

TENG!!! TENG!!! TENG!!!  (bunyi bel sekolah)

                Sohee pun berlari ke kelasnya, karna waktu istirahat telah habis. Saat dia masuk ke kelas ia duduk di bangkunya yang tepat di sebelah jiyong. “jiyong.. sudah lama kita tidak pergi jalan-jalan bersama, bagaimana kalau kita pergi nanti sehabis pulang sekolah?”, sohee sambil tersenyum pada jiyong. “hmm… sepertinya hari ini aku tidak bisa pergi denganmu, soalnya hari ini aku ada kerja kelompok. Kapan-kapan saja ya”, kata jiyong sedikit menyesal. “oooh~ kincana. Ok kapan-kapan ya, jangan sampai lupa!”, ingat sohee padanya.

                Waktu pulang sekolah tiba, sohee menunggu adiknya sunmi yang juga sekolah disana. “aish.. dimana sunmi? Lama sekali ia keluar”, katanya dengan kesal. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya sunmi muncul juga. “miane eonni, menunggu ku lama”, kata sunmi. “ah, kincana. Ayo kita pulang”, ajak sohee. “cakaman. Kita ke toko buku dulu ya? Ada yang ingin ku beli untuk tugas besok”, kata sunmi sambil memohon. “ok lah”, jawab sohee sedikit malas.

                Mereka pun pergi kesebuah toko buku yang terdapat di sebuah mall. Sesampai disana mereka langsung membeli barang yang diperlukan sunmi. Saat mereka ingin pulang, tiba-tiba sohee menabrak seseorang. “ah, miane”, kata sohee sambil menunduk. “ah, kincanaseo”, kata orang itu juga ikut menunduk. Saat sohee melihat orang itu, ia terkejut dan berkata, “JIYONG!!”. “SOHEE??”, jawab jiyong kembali.

Sohee pov

                “JIYONG!!”, kataku kaget. “SOHEE??”, jawabnya tak kalah kaget. Dia sedang bersama dara, tunggu! Bukannya ia bilang kalau ia hari ini ada kerja kelompok?? Makanya ia tidak bisa menemaniku jalan-jalan, pikirku dalam hati. “jiyong kenapa kau disini? Bukannya kau sedang kerja kelompok?”, tanyaku sedikit kesal padanya. “aaah~ ne tadi kami tidak jadi kerja kelompok”,  jawabnya sedikit santai. Itu membuatku tambah kesal padanya, kenapa dia tidak bilang padaku??!. “jiyong.. kajja filmnya sudah mau mulai nih”, kata dara pada jiyong. “ah, ne. sohee ya, aku duluan ya”, katanya padaku. “ah, ne”, jawabku dengan kesal dan langsung menarik sunmi meninggalkan mereka berdua.

                Sesampainya di rumah aku dan sunmi langsung ke kamar kami, kami memang satu kamar. Ya, kami sengaja tidak pisah kamar, karna kami suka bercerita bersama. “HAAAAAAA!!”, triakku saat memasuk kamar sambil berbaring dikasurku. “ya! Jangan berisik! Wae? Eonnie sepertinya perlu meminum obat supaya lebih tenang”, kata sunmi yang aku balas dengan tatapan mematikan. Sunmi pun akhirnya diam.

                “Ya! Kau tau? Sebenarnya jiyong tadi bilang dia ada kerja kelompok dan tidak bisa menemaniku pergi, tapi ternyata ia pergi dengan pacarnya itu!!”, jelasku pada sunmi. Aku sangat kesal dengannya, sangking kesalnya ingin rasanya aku mengubur jiyong hidup-hidup.

Author pov

                Keesokan harinya, dikelas sohee dan jiyong ada anak baru, bernama Lee seunghyun, ya biasa dipanggil seungri. Ternyata seungri adalah musuh bebuyutannya jiyong. Karna sohee masih kesal dengan jiyong karna persoalan kemarin itu, ia hari ini pindah duduk sendirian. Kebetulan seungri, duduk disebelah sohee. Sohee menerimanya dengan senang. Melihat sohee dan seungri yang cukup akrab, membuat jiyong sedikit kesal.

Jiyong pov

                Kenapa mereka  begitu sangat dekat? Padahalkan baru berkenalan?, tanyaku dalam hati. Ah, kalau saja sohee tahu, seperti apa sebenarnya seungri itu pasti dia tidak akan mau dekat dengannya, pikirku lagi. waktu istirahat tiba. “sohee ya!”, panggilku. “wae?”, jawabnya dengan muka sedikit cemberut. “hmm… wae kau pindah tempat duduk?  Trus kau kan duduk denganku, kenapa mau duduk dengan anak baru itu?!”, tanyaku. “kalau aku mau duduk dengannya kenapa? Masalah buatmu?! Aku bosan duduk denganmu, dan melihat wajahmu itu terus!”, jawabnya dengan dingin dan meninggalkan aku. Kenapa dia jadi kesal padaku begitu?, tanyaku dalam hati.

Sohee pov

                Aku sangat tidak ingin melihat muka jiyong hari ini, aku masih kesal padanya. Saat aku berjalan sambil memikirkan si jiyong yang menyebalkan itu aku menabrak orang, “mian”, kataku pada orang itu. “ah, kincana”, katanya yang ternyata itu adalah dara. Ok, setelah bertemu si jiyong menyebalkan itu, sekarang aku harus berhadapan dengan pacar si menyebalkan itu. “ah, dara. Wae? Kau mau menemui jiyong ya? Dia ada di kelas tuh”, jawabku sambil tersenyum padanya.

                “tentu saja aku mau menemui jiyong, siapa lagi kalau bukan dia. Dia kan pacarku”, jawabnya seakan-akan menunjukkan padaku kalau ia itu pacarnya dan aku bukan siapa-siapanya jiyong. Aku hanya tersenyum terpaksa padanya, dan ingin pergi meninggalkannya, tiba-tiba iya berkata, “oh, sohee yaa. Aku ingin bilang sesuatu padamu. Tolong jangan merepotkan jiyong ya dengan kau memintanya untuk menemaninya ke suatu tempat. Soalnya kami selalu pergi bersama”, katanya padaku. “oh, ne. aku juga tidak akan meminta nya lagi”, jawabku dan langsung pergi.

Author pov

                Saat pulang sekolah, sohee dan sunmi langsung pulang ke rumah. Sohee langsung masuk ke kamar, dan memikir kan kata-kata dara tadi. Sohee jadi sedih seperti akan berpisah dengan sahabatnya saja, walaupun mereka pasti akan bertemu karna mereka satu kelas. Sohee memikirkan rencana untuk pergi bersama jiyong untuk terakhir kalinya. Sohee pun menelpon jiyong untuk mengajaknya keluar, dan untungnya jiyong tidak menolaknya. Sohee pun langsung bersiap-siap memakai baju yang sangat cantik, dan berhias dengan natural. Saat semua telah siap sohee pun pergi.

                Sohee pergi ke sebuah mall. Ya, sohee mengajak jiyong menonton film, sudah lama mereka tidak menonton bersama. Sohee pun langsung membeli tiket, beserta makanan dan minuman untuk dirinya dan jiyong. Sohee sambil menunggunya duduk dengan sabar. Tapi beberapa jam kemudian jiyong tetap tidak datang, sohee pun menelpon jiyong, tapi telpon jiyong tidak aktif. Hingga akhirnya mall akan tutup, sohee pun akhirnya pulang dengan rasa kesal, tapi juga sedih, padahal ini adalah terakhir kalinya ia ingin mengajak jiyong pergi, tapi kenapa jiyong masih tidak menepati janjinya.

Sohee pov

                Aku sangat kesal dan juga sangat sedih, kenapa dia selalu begini padaku, pikirku sambil berjalan pulang, tidak terasa air mataku sudah menetes. Aku pun menangis dipinggir jalan sambil menunggu waktunya untuk menyebrang, tiba-tiba hujan pun turun seakan ikut menangis bersamaku. Karna aku terlalu memikirkan jiyong yang menyebalkan itu aku pun tidak sadar kalau lampu sedari tadi telah hijau dan segera akan berwarna kuning, aku pun langsung berlari. TEEEEN TEEEEN!! BRAAAAAAK!!

Jiyong pov

                Sudah 1 minggu sejak sohee mengajakku pergi malam itu, ia tidak sekolah, ada apa dengannya. Aku tidak berani menelpon atau pergi ke rumahnya setelah aku tidak menepati janji padanya. Ah, kenapa aku tidak tanya saja sama sunmi, ah babo kali sih aku ini, pikirku sambil memukul kepalaku. Tiba-tiba ada yang berkata padaku, “ya! Kau gila huh? Memukul kepala sendiri”, yang ternyata adalah seungri. “apa urusannya dengan mu?! Suka-suka aku dong mau ngapain”, jawabku dingin padanya. “ya, memang hidupmu selalu sesukamu, sampai-sampai sahabat sendiri tidak masuk sekolah tidak menjenguknya. Aku tidak yakin kalau kalian teman yang sangat dekat”, kata seungri lagi. “tungggu! Apa maksudmu aku tidak menjenguknya? Sohee? Apa dia sedang sakit?”, tanyaku padanya.

                “Dia bukan sakit. Dia habis mengalami kecelakaan. Apa kau tau hah?! Setelah menunggu mu berjam-jam malam itu, ia mengalami kecelakaan?! Makanya sampai sekarang ia tidak sekolah!”, katanya sedikit berteriak padaku. “BO?! Kecelakaan?! Gak mungkin”, kataku. “sudah lah, percuma juga aku bilang padamu, kau juga tidak peduli dengannya”, katanya sambil berjalan meninggalkan aku sebelum aku ingin bertanya dimana rumah sakit sohee berada sekarang.

Author pov

                Setelah pulang sekolah, jiyong menunggu sunmi di depan gerbang sekolah, untuk menanyakan apa benar sohee mengalami kecelakan. Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya sunmi pun muncul bersama seungri disebelahnya. “Sunmi ya!”, triak jiyong. Sunmi ingin menghindar dari jiyong, tetapi jiyong sudah di depannya. “Sunmi! Apa benar sohee mengalami kecelakaan? Dan sekarang sedang di rumah sakit?”, tanya jiyong dengan tidak sabar.  “hmm… aaa… ani”, jawab sunmi dengan ragu. “tolong kasih tau aku yang sebenarnya”, kata jiyong memelas.

“aish, gara-gara kau! Kenapa kau bilang padanya?! Aku kan sudah bilang jangan bilang padanya!”, marah sunmi pada seungri. “miane”, kata seungri merasa bersalah pada sunmi. Jiyong hanya melihat mereka berdua dan akhirnya berkata, “jebal beri tahu aku dimana dia sekarang”. “hmm, tapi aku tidak bisa memberitahu mu, mian”, jawab sunmi. “wae? Aku ini kan teman dekat eonnie mu?”, kata jiyong lagi. “teman macam apa kau ini, tega menyuruhnya menunggu hingga larut malam”, kata seungri mengejeknya. “aku tahu, aku salah. Makanya izin kan kau menemuinya untuk meminta maaf”, lanjut jiyong lagi.

Karna sunmi merasa kasihan pada jiyong, akhirnya sunmi, seungri, dan jiyong pun ke rumah sakit untuk menemui sohee. Sesampai disana, jiyong merasa gugup. Jiyong memegang serangkaian bunga yang ia beli sebelum ke rumah sakit tersebut, dan menarik napas sambil mengetuk pintu kamar sohee. “ne, masuk”, jawab sohee dari dalam. Jiyong pun masuk dengan sedikit gugup. Sohee yang mengira bahwa yang masuk itu sunmi pun, tersenyum. Tetapi saat melihat orang yang di depan matanya bukan lah sunmi melainkan jiyong, senyumnya pun memudar.

“sohee ya”, kata jiyong. “mau apa kau kesini?! Di sini tidak ada dara! Atau kau ingin menjenguk dara tapi salah masuk kamar?!”, kata sohee dingin. “miane”, kata jiyong sambil mendekati sohee yang duduk di kasurnya. “berhenti disana! Aku tidak ingin melihatmu! Bahkan dekat denganmu!”, kata sohee lagi. Tapi jiyong tidak mendengarkannya, dan tetap berjalan mendekatinya. “miane~ jeongmal miane~”, katanya sambil memberi bunga. “apa kau tidak bisa dengar aku?! Apa kau tidak mengerti bahasaku?! Aku menyuruh menjauh!”, triak sohee.

“ini aku membawakanmu bunga mawar. Bukan kah kau suka?”, kata jiyong lagi. “hahaha ternyata kau masih ingat, aku kira kau sudah lupa semua tentangku. Aku memang suka, tapi itu dulu. Sekarang aku sudah tidak suka”, kata sohee sambil membuang bunga itu ke lantai. “aku tahu aku sangat bersalah padamu, apa kau tidak bisa memaafkan aku? Memberiku kesempatan lagi?”, kata jiyong memelas. “semuanya sudah terlambat kwon jiyong! Pergi saja sana dengan pacarmu itu!”, kata sohee. “apa maksudmu terlambat”, tanya jiyong. “aku sebenarnya malas menceritakannya padamu”, kata sohee. “CERITAKAN PADAKU!!”, triak jiyong tidak sabar.

“YA! Kenapa kau jadi marah padaku?! Aku yang lagi marah padamu tau!”, kata sohee tak mau kalah galak dari jiyong. “Ne, pallie katakan padaku”, kata jiyong lagi dengan memohon. Sohee pun menceritakan semua yang terjadi dari awal sampai akhir. Akhirnya jiyong tau siapa penyebabnya selama ini, yaitu dara.

                Semuanya pun berlalu. Semuanya telah menjadi normal. Jiyong telah berteman kembali dengan sohee. Malah jiyong yang bermusuhan dengan seungri, sekarang telah berteman juga. Sampai saat jiyong berulang tahun. Ia merayakan di sebuah hotel berbintang di korea. Banyak tamu yang datang termasuk teman-temannya di sekolah. Pesta pun berjalan dengan meriah, tiba lah saat dimana mereka menyanyikan ‘happy birthday’ untuk jiyong dan jiyong memotong kue ulang tahunnya. Potongan pertama kue itu ia berikan kepada kedua orang tuanya.

Saat ia memotong kue yang kedua, tiba-tiba seungri selaku pembawa acara malam itu, berkata “ya, potongan kue yang ke2 ini akan diberikan ke siapa? Aku sangat penasaran. Yang aku tahu ada dua orang yang sangat berharga baginya selain orang tuanya. Yaitu itu pacarnya dara dan sahabatnya sohee. Siapa ya yang akan ia berikan terlebih dahulu?”, kata seungri yang membuat tamu juga bertanya-tanya.

Sohee dan dara yang merasa namanya disebutpun kaget. “sepertinya tamu juga penasaran kan? Kalau begitu kita panggil saja sohee dan dara ke panggung ini untuk diberikan kue dari jiyong”, lanjut seungri lagi. sohee dan dara pun naik ke atas panggu, dara berada disebelah kiri, dan sohee berada di sebelah kanan. Jiyong pun naik ke atas panggung, saat telah berada diatas panggung ia berhenti di depan sohee, tetapi belum memberikan kuenya. Jiyong hanya tersenyum menatap sohee, begitupun sohee. Dara pun merasa kesal, dan jengkel melihat mereka saling tersenyum.

“Ya! Kwon jiyong cepat berikan!”, kata seungri tidak sabar. “Hana.. dul.. set” hitung para tamu. Jiyong pun bingung dengan apa yang harus ia pilih. Hingga ia akhirnya berjalan berbelok ke arah kiri, menuju ke arah dara. Sohee yang melihatnya pergi ke arah dara sedikit kecewa, dan ingin rasanya ia berteriak “Ya! Kwon jiyong! Pilih lah aku! Jangan pergi memilihnya!”. Dara yang melihat jiyong pergi ke arahnya tersenyum, dan berkata dalam hati “ya, mana mungkin jiyong memilih sohee dari pada aku, aku kan pacarnya”.

Semua orang terkejut melihat jiyong yang pertamanya ingin memilih sohee, tapi berbalik ingin memilih dara. Termasuk yang paling kaget seungri, sampai-sampai mulutnya terbuka lebar. Sampai lah jiyong di depan dara, ia sambil tersenyum. Tiba-tiba ia berkata, “miane~ aku sangat menantikan kata itu dari mulut manismu itu. Tapi sampai sekarang aku juga belum mendengarnya. Aku sudah terlalu lama menunggumu, hingga waktu ini sepertinya cocok untuk aku berkata sesuatu. Dara…. Uri.. gaemanhaja”, kata jiyong. Semua orang terkejut, termasuk sohee.

“Ya! Kwon jiyong! Apa-apaan kau! Apa kau gila?! Aku ini pacarmu!”, kata dara berteriak. “mian, beberapa detik tadi aku ini masih pacarmu, tapi detik ini aku bukan lagi pacarmu. Sudah lah, aku ingin memberikan kue ini untuk orang di sebelah sana”, kata jiyong sambil menunjuk sohee, sohee hanya menatapnya kaget.  Jiyong kembali berjalan ke arah sohee, saat berada tepat di depan sohee ia berkata, “sohee sebelum kau menerima kue ini, mau kah kau menerimaku sebagai namja chingu mu, bukan sebagai chingu mu lagi?”, tanya jiyong. sohee yang masih kaget hanya terdiam. “TERIMA! TERIMA! TERIMA!”, kata para tamu yang dipimpin oleh seungri dan sunmi dengan semangat.

“ne, aku setuju”, kata sohee menerima jiyong sambil tersenyum. Dara pun langsung turun dari panggung itu, dan entah pergi kemana. Jiyong langsung menyuapi kue tersebut ke sohee, dan memeluk sohee. Sohee pun membalas memeluk. Semua para tamu berteriak heboh, lagi-lagi yang paling heboh adalah pasangan seungri dan sunmi.

Jiyong pov

                sepertinya semuanya telah ada diposisi yang pas sekarang. Ya, ‘musuhku’ si seungri sekarang telah menjadi ‘temanku’. ‘Temankku’ sohee, sekarang telah menjadi ‘pacarku’. Dan ‘pacarku’ dara, sekarang menjadi ‘musuhku’???? Entahlah yang penting sekarang aku sangat senang, dan keadaan menjadi kembali normal.. AHN SOHEE SARANGHAE <3

nb : musuh bisa jadi temen, temen bisa jadi pacar, & pacar bisa jadi musuh.

END

Gomawo ya yang udah baca ff ku ^_^
Ditunggu loh komennya :)

No comments:

Post a Comment