Tuesday 14 August 2012

[FF] Mianae, Saranghae~


Author : HyeheeHD

Cast :
  • ·         Ahn sohee (sohee)
  • ·         Kwon jiyong/Gdragon (jiyong)
  • ·         Sandara Park (dara)
  • ·         Lee sunmi (sunmi)
  • ·         Lee seunghyun (seungri)

Genre : Terserah lah apa aja, yang jelas bukan NC ya~


Annyeong haseo ‘Leeders’, Aku baru pertama kali buat FF, gk tau ini bisa disebut ff atau gk. Mian kalo ffnya jelek, banyak typo sana sini, ngebosenin, atau kepanjangan. Pas nulis ini ff, gak tau nya udah sepanjang ini ^^v. selamat baca~

Sohee pov

KRIIIIIING!!! KRIIIIIIING!

“huh alarm ini menganggu tidurku saja!” kataku sambil mematikan alarm itu supaya tidak berdering lagi. Aku kembali menarik selimutku, dan menutup mataku kembali untuk melanjutkan mimpi yang terpause (?) tadi. Belum lama aku memejamkan mataku, tiba-tiba hpku berbunyi. “Siapa yang menelponku?! Mengganggu tidurku saja!”, aku menggambil hpku dengan kesal.

“yeoboseo!”, jawabku dengan kesal. “Ya! Ahn sohee! Apa kau mau terlambat lagi huh!”, triak sunmi temanku yang selalu membangunkan ku, dia selalu tau kalau aku susah untuk bangun pagi. “Ya! Sohee ya… palli! Ireona!”, suara terdengar lagi dan itu suara temanku dara. “Araseo! Araseo! Aku bangun sekarang, annyeong!”, ku tutup telpon itu dengan rasa sedikit kesal.

Ok, sekarang aku bangun dan langsung pergi ke kamar mandi dengan malas. Oh, ya mereka yang menelponku tadi itu adalah teman-temanku, mereka tau bahwa kebiasaan burukku adalah susah bangun pagi, makanya setiap pagi pasti mereka menelponku untuk membangunkan ku. Walaupun kadang aku kesal dengan mereka, tapi aku sangat sayang mereka dan mereka juga melakukannya kan buat kebaikan ku.

Setelah selesai mandi, aku cepat-cepat berpakaian, dan membereskan peralatan untuk sekolah, dan aku sedikit minum susu. Oh, ya aku tinggal di apartemen sendirian. Aku anak tunggal, appa dan ommaku berada di Jepang, mereka adalah pengusaha yang sangat sibuk. Jangan berharap mereka mengurusku, menelponku saja sangat jarang sekali.

Aku berlari ke halte bus. Aku dengan cemas menunggu bis yang akan berhenti, tetapi tidak ada bis yang berhenti di halte ini. “ok, tinggal 8 menit lagi waktuku tersisa. Matilah kau ahn sohee!”, aku berbicara pada diriku sendiri sambil melihat jamku dengan cemas. 3 menit kemudian untung lah ada bis yang berhenti di halte ini, aku cepat-cepat naik.

Setelah menempuh waktu 7 menit aku sampai, ya aku terlambat lagi. “Ahn sohee! Kenapa kamu terlambat lagi huh?! Apa kau terlambat bangun karna tadi malam belajar? Atau karna kau susah mendapatkan bis lagi huh?!”, kata-kata itu terlintas dikepalaku, membayangkan guruku mengomeliku.

Dengan tergesah-gesah aku berlari menuju kelasku, dan berharap guruku belum masuk kelas, dan aku bisa terbebas dari omelannya hari ini. Sampai di depan kelas, aku mengintip sedikit untuk melihat apakah guruku sudah masuk ke kelas. Ternyata keberuntungan masih berpihak padaku, guru itu belum masuk kelasku. Aku tersenyum dan melangkahkan kakiku dengan santai masuk ke dalam kelas, dan sebelumnya membereskan seragamku agar terlihat rapi.

Aku langsung duduk di bangku ku, sunmi dan dara langsung menghampiriku. “ya! Sohee! Datang juga kau”, kata dara. “ya, untung saja guru belum datang, kalau tidak habis lah riwayatmu Ahn sohee”, timpal sunmi dengan wajah kesalnya. “hahaha…. Miane aku selalu merepotkan kalian, lagian hari ini sepertinya hari keberuntunganku karna tidak diomeli oleh guru itu”, jawabku dengan tersenyum.

Tiba-tiba seseorang dengan wajah lumayan garang, memasuki kelas kami. Dengan cepat sunmi, dara, dan anak-anak yang lain berlari ketempat duduk mereka masing-masing. Ya, itu adalah orang yang aku bicarakan dan aku pikirkan dari tadi, guru itu datang.

“Selamat pagi anak-anak!”, sapa guru itu. “selamat pagi~”, kami menjawabnya. “oh, ya apakah murid bernama Ahn sohee sudah masuk?”, mendengar pertanyaannya itu membuatku terkejut dan malu, kenapa dia bertanya seperti itu? Aku tahu, aku selalu terlambat. “tentu saja aku sudah datang~”, jawabku dengan senyuman.

“ok, hari ada seseorang yang ingin aku perkenalkan kepada kalian”, lanjutnya. Semua orang bertanya-tanya siapa orang yang ingin dia perkenalkan, termasuk aku salah satunya. Kelas kami menjadi ribut dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada dikepala kami masing-masing. “DIAM!”, dia berteriak dan kami semua terdiam. “Ok, langsung saja aku perkenalkan kepada kalian”, lanjutnya. “silahkan masuk~”, ia berkata dan pintu terbuka, muncul lah seorang namjaberjalan dengan santai ke arah guru kami.

“murid-murid, ini adalah teman baru kalian, ibu harap kalian bisa menerimanya sebagai teman kalian”, ucapnya. Semua wanita di kelas berteriak, yah memanglah tampangnya lumayan untuk disukai (?). “Ok! Biarkan dia memperkenalkan dirinya dulu!”, lanjutnya lagi.

Ji yong pov

                “Ok! Biarkan dia memperkenalkan dirinya dulu!”, guru ini menyuruhku memperkenalkan diri. “Selamat pagi~”, sapaku. “Selamat pagiiii~”, jawab mereka semua. “Perkenalkan namaku Kwon jiyong, aku berharap kalian bisa menjadi teman baruku”, aku memperkenalkan diriku dengan singkat, dan di sambut oleh sorakan-sorakan dari mereka, aku hanya tersenyum.

                “Kwon jiyong, kau bisa duduk”, kata guru itu. Aku bingung harus duduk dimana, dan bertanya pada guru itu, “mian, aku tidak tau harus duduk dimana”. “oh, biar aku mencarikannya untukmu”, jawabnya. Dia sambil melihat-lihat kursi mana yang masih kosong yang bisa aku tempati. Tiba-tiba dia berkata, “oh! Kau duduk bersama dengan ahn sohee saja di sana”, katanya menunjuk kursi kosong di sebelah seorang perempuan, dia pun terkejut karna dia dipilih untuk duduk denganku.

                “kamsahamnida”, jawabku kepada guru itu. Aku pun berjalan kearah kursi ku. Sesampai dikursi ku, aku tersenyum dan menyapa orang yang bernama sohee itu kalau tidak salah, “annyeong haseo, jiyong imnida”. Dia tersenyum kepada ku sambil berkata, “sohee imnida”. Ya, ternyata benar namanya sohee. Aku duduk disebelahnya.

Sohee pov

                “sohee imnida”, aku memperkenalkan diriku sambil tersenyum terpaksa. Dia langsung duduk di sebelahku. “kenapa dia harus duduk disebelahku? Kan bisa saja duduk ditempat lain, aku kan paling malas untuk berdekatan dengan orang yang baru aku kenal, apa lagi dengan suasana canggung”, pikirku dalam hati.

                Beberapa jam kemudian, waktu istirahat tiba. Akhirnya istirahat juga, aku sudah mengantuk mendengar penjelasan guru itu yang sangat membosanka

Ji yong pov

                Waktu istirahat pun tiba, aku membereskan buku-buku ku yang masih ada di meja. Tiba-tiba ada yang menghampiriku dan berkata “Hai jiyong~ perkenalkan aku seungri imnida”, sapanya. Aku tersenyum dan membalas salamnya juga. “jiyong, mau ke kantin bersama tidak?”, tanya seungri. “Oh, kajja, aku juga sedang lapar”, jawabku. Saat aku berdiri aku teringat orang sebangku ku, dan aku berkata padanya, “mau ikut kami ke kantin?”. Dia terlihati kaget, dan menggelengkan kepalanya dengan sedikit tersenyum padaku, walaupun agak sedikit terpaksa. Aku pun berjalan pergi ke kantin bersama seungri.

Sohee pov

                “mau ikut kami ke kantin?”, tanya jiyong kepadaku. Aku sedikit kaget, tiba-tiba dia bertanya padaku padahal dia dari tadi mengabaikanku. Aku menggeleng sambil tersenyum, dengan tersenyum terpaksa lagi. 

                Sunmi dan dara yang dari tadi memperhatikanku sambil tersenyum menghapiriku. “mandoo! Sepertinya kau akrab sekali dengan anak baru itu”, sunmi berkata. Aku berpikir, dari mananya kami akrab, pemikiran yang aneh. “oh, ya! Namanya Kwon jiyong kan?!”, tanya nya sangat bersemangat. Aku membenarkan pertanyaannya.

Author pov

                Beberapa hari pun berlalu, sohee dan jiyong semangkin akrab, lebih tepatnya bertengkar karna hal sepele. Sohee pun selalu kesal jika di goda oleh sunmi dan dara yang menganggap, dia dan jiyong berpacaran. Pelajaran pun sedang di mulai dengan tenang, semua murid-murid mencatat hal-hal yang ditulis oleh guru di papan tulis.

Sohee pov

                Ah rasanya aku ingin sekali tidur disini sekarang juga. Tapi apa boleh buat, catatan ini harus dikumpul hari ini, benar-benar menyebalkan. Saat aku lagi seriusnya mencatat tiba-tiba jiyong berkata, “sohee ya.. apa kau ada pena?”. “ne, wae?”, tanyaku. “boleh aku pinjam? Penaku tiba-tiba tidak jalan nih”, jawabnya.

                Aku memberinya pinjaman pena dan berkata, “nanti kembalikan ya”. “ya.. ya.. aku akan kembalikan, emangnya aku pernah tidak mengembalikan barangmu yang sudah kupinjam?”, tanya jiyong. Aku cukup kesal dengan pertanyaannya, apa dia lupa kalau dipernah meminjam pensil, dan penggaris dan akhirnya hilang, dengan kesal aku berkata, “Apa kau lupa? Kau sudah mengilangkan pensil dan penggarisku huh?!”, jawabku dengan kesal.

                Dia mengingat-ngingat, “oh mian, ntar aku ganti kok jangan marah padaku ya?”, katanya. “bisa-bisa barang-barangku habis karna kau pinjam dan hilang karna mu”, jawabku ketus.

Jiyong pov

                “Bisa-bisa barang-barangku habis karna kau pinjam dan hilang karna mu”, jawabnya ketus. Kenapa dia jadi ngomel-ngomel padaku?, aku tau aku salah, tapi kan aku sudah minta maaf padanya, lagian ntar aku ganti kok, aku bukan orang yang gak mau rugi juga kali, pikirku. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, “Oh, ya! Ahn sohee! Kau juga belum membayar hutangmu kemarin! Aku tidak marah padamu”, aku berkata dengan semangat, sampai-sampai aku tidak menyadari kalau aku mengatakannya dengan berteriak, membuat orang satu ruangan ini mendengar semua, termasuk guru yang sedang mengajar.

                Aku melihat sohee, dia hanya menundukan kepalanya karna malu, aku pun juga malu, dan pura-pura tidak terjadi apa. Aku tidak bisa melihat semua orang melihat kearah kami berdua. Tiba-tiba guru itu berkata, “Ya! Kwon jiyong! Ahn sohee! Masalah utang piutang nanti saja diselesaikan setelah pelajaran, sekarang catat dulu!”, katanya. Semua orang di kelas menertawai kami berdua. Kami berdua hanya menunduk malu. “Sudah! Lanjutkan kembali mencacat!”, kata guru tersebut dan semua orang kembali mencatat, walaupun masih ada yang terdegar menertawai kami.

Sohee pov

                Ah, aku sangat malu sekali gara-gara kwon jiyong ini. “Ya! Araseo! Araseo! Nanti aku akan membayar hutangku padamu! Puas mempermalukan aku huh?!”, kataku ketus padanya. Ia hanya menampilakan muka penyesalannya.

Author pov

                Saatnya, istirahat. Seperti biasanya jiyong bersama-sama dengan seungri, dan sohee bersama sunmi dan dara.

                “ya! Kalian tadi sungguh sangat lucu!”, sunmi berkata sambil tertawa. “ne, kau berhutang padanya? Apa sangat banyak? Sampai-sampai dia menagihmu seperti itu?”, lanjut dara. “bisakah kalian tidak membicarakannya?! Aku sangat bosan dengannya! Waktu pelajaran aku bersamanya, dan waktu istirahat juga membicarakannya?!” balas sohee kesal.

                “jangan-jangan kalian berjodoh lagi!”, kata sunmi. “Ya! Bercandaanmu tidak lucu sunmiah!”, jawab sohee kesal. “itu bukan candaan~ bisa saja terjadikan?”, tanya sunmi ke dara. “mana mungkin aku bisa suka orang seperti dia, dia itu menyebalkan tau”, jawab sohee.
                “jangan seperti itu, kau bisa termakan ucapanmu sohee ya”, kata dara. “sampai kapan pun aku tidak akan menyukainya!”, jawab sohee tegas.

Author pov

                Semenjak kejadian itu, sohee dan jiyong berbaikan dan mereka mulai akrab, dan jarang bertengkar lagi, sampai-sampai orang sangat bingung dengan mereka sangat akur, tapi mereka mengacuhkan orang-orang itu. Sampai –sampai orang mengira kalau mereka berpacaran.

                Suatu ketika jiyong merasa kalau sepertinya ia menyukai sohee, dan ia ingin menjadi namja chingunya, sebenarnya ia ragu takutnya sohee tidak menyukainya, tapi ia bertekad apapun hasilnya ia akan menerimanya. Ia pun mengutarakan isi hatinya pada sohee, sohee sangat kaget dan tidak bisa menjawabnya. tapi jiyong menunggu jawaban dari sohee, ia tidak mau sohee terburu-buru menjawabnya.

                Sebenarnya sohee juga mulai menyukai jiyong, tapi dia mengingat bahwa dulu ia pernah bilang bahwa ia tidak akan pernah menyukai jiyong, ia sangat frustasi dengan kata-katanya dulu. Tapi ia tidak bisa membohongi dirinya, ia juga menyukainya.

                Ia pun akhirnya memberi jawabannya kepada jiyong. Jiyong yang mendengar bahwa sohee menerimanya sebagai namja chingunya pun sangat senang. Tapi tiba-tiba sohee berkata, “jiyongaa, untuk saat ini bisa kita diam-diam saja kalau kita sedang pacaran?”, tanya sohee. Jiyong pun heran dan bertanya, “waeyo?”. “hmm.. aku belum siap orang-orang mengatahui uri pacaran”. “oooh~ araso”, kata jiyong. “gomawo~”, kata sohee.

                Mereka pun selalu bersama, dan mereka hanya menunjukan kalau mereka pacaran saat orang-orang yang mengenali mereka tidak ada, atau mereka sedang berdua saja. Sebulan telah lewat, dua bulan lewat, tiga bulan, dan empat bulan mereka sudah berpacaran, sohee merasa siap untuk memberi tahu sunmi dan dara kalau ia dan jiyong sedang pacaran.

                Saat pagi-pagi sebelum masuk pelajaran sohee ke tempat duduk sunmi dan dara. “Annyeong~”, sapa sohee dengan girang. “ya! Kau belum minum obat atau salah minum obat huh?! Senyum mu seperti evil tau”, kata sunmi memandang sohee aneh. “ne, ada apa dengan mu mandoo? Apa aku perlu mengantarmu ke rumah sakit?”, tanya dara dengan wajah heran.

                “aish! Aku tidak sakit! Kenapa kalian seperti tidak pernah melihatku tersenyum?!”, jawab sohee kesal. “nah! Kalau kau kesal seperti ini baru sohee orang yang ku kenal”, jawab sunmi. Sunmi dan dara tertawa.

                terserah apa yang kalian bilang! Oh, ya aku ingin memberitahu kalian sesuatu”, kata sohee. Sunmi dan dara sangat penasaran, “nanti istirahat akan ku beritahu kalian”, kata sohee semangkin membuat mereka berdua penasaran.

                Waktu istirahat tiba~ jiyong dan seungri pergi ke kantin bersama. Sohee, sunmi, dan dara berkumpul bercerita bersama sambil tertawa bersama-sama. Dara pun bertanya kepada sohee, “mandoo~ sebenarnya jiyong itu orangnya bagaimana sih? kalian terlihat sangat dekat sekali”, tanya dara. Sohee tersenyum dan menjawab, “oh, jiyong? Hmm… orang nya lumayan baik, walaupun kadang-kadang membuatku kesal”, jawab sohee.

                “aaaa~ begitu. Tapi kelihatannya dia orangnya sangat perhatian. Kau saja kadang-kadang marah padanya. Kasihan tau dia, dia juga orangnya lucu”, sambung dara. “Ya! Kenapa kau bertanya tentangnya terus huh?!, tanya sunmi pada dara. “bagaimana ya? Sepertinya aku menyukai jiyong!”, jawab dara dengan tersenyum.

                Perkataan dara tersebut membuat kedua temannya kaget, khususnya sohee. “Ya! Chinja?! Bagaimana kau bisa menyukainya dara ya?!”, tanya sunmi. “hahaha molla do, pertama kali emang biasa aja, tapi lama kelamaan aku menjadarinya kalau aku menyukainya, sudah lah aku jadi malu tau”, jawab dara dengan pipinya yang memerah. “oh, ya kalian mau kan membantuku buat mengatakan perasaanku pada jiyong? Mandoo kau juga harus membantuku ya, kau kan sangat dekat dengannya”. Sohee hanya bisa terdiam, dan sedikit tersenyum dengan terpaksa.

                “oh ya, soheeaa bukan nya kata kau, waktu istirahat ini kau mau membertahu kami sesuatu? Palliwa~ aku penasaran”, kata sunmi. “ya, aku juga penasaran”, sambung dara. Sohee tidak bisa berkata apa-apa, mana mungkin ia mengatakan kalau ia an jiyong sedang berpacaran, sedangkan dara baru saja mengatakan bahwa ia menyukai jiyong. “Ah.. ani, aku hanya membohongi kalian tadi, kalian benar hari ini aku sedang gila. Hehehe”, jawabnya sambil tertawa terpaksa.

                Saat dirumahnya sohee sangat bingung, apa yang harus ia lakukan. kalau ia bilang ke dara bahwa ia dan jiyong berpacaran itu pasti menyakiti hati temannya itu, ia tidak mau itu terjadi. Tapi kalau ia tidak bilang, mau sampai kapan ia menyembunyikan hubungannya dengan jiyong, pasti cepat atau lambat akan ketahuan, lagian dara meminta bantuannya untuk menjadi pacar jiyong.

                Keesokan harinya, sohee sekolah dengan lemas dan tidak bersemangat, ia terlalu stres memikirkan persoalan ia, jiyong dan dara. Jiyong pun merasa hari ini sohee tidak seperti biasanya, tapi sohee hanya berkata ia hanya sedikit tidak enak badan. Waktu istirahat pun sohee tidak berkumpul dengan sunmi dan dara, ia tetap duduk dibangkunya. Tiba-tiba ia pun mendapat ide untuk menyelesaikan masalah ini.

                Saat jiyong duduk di sebelah sohee, sohee berkata “jiyongaa, bisa kah nanti waktu pulang kita bertemu sebentar, ada yang ingin ku katakan”, kata sohee dengan tidak bersemangat. “ne, araseo”, kata jiyong tersenyum.

                Waktu pulang tiba, sohee menunggu jiyong dari ruang guru. Tiba-tiba jiyong datang dengan senyumnya. Sohee membalasnya dengan sedikit terpaksa. “ok, apa yang ingin kau bicarakan padaku?”, tanya jiyong penasaran. “aku…. Aku… sebenarnya aku tidak menyukai mu~”, jawab sohee tanpa melihat ji yong. Jiyong kaget, “hahaha ya! Ahn sohee! Kau lucu sekali! Kau sedang latihan drama huh?!”, jawab jiyong sambil tertawa.

                “gemanhae! Jangan tertawa seperti itu! Apa kau babo?! Aku bilang aku tidak menyukai mu!”,kata sohee ketus. “ya! Apa alasanmu tidak menyukai ku? Wae kau mau menjadi yeoja chingu ku?”, tanya jiyong masih tidak percaya. “aku hanya ingin mempermainkanmu! Aku sangat benci kau kwon jiyong! Makanya aku mau menyakitimu dengan cara ini! Apa kau puas huh?!”, jawab sohee. Jiyong hanya terseyum kesal tidak percaya dengan kata-kata sohee, tapi itulah yang dikatakannya. Jiyong meninggalkan sohee dengan tatapan marahnya. Sohee hanya bisa menangis setelah jiyong pergi.

                Keesokan paginya ia tidak melihat tas jiyong di sampingnya, bangku sebelahnya kosong. Ia duduk, “ya, setelah kejadian kemarin mana mungkin dia mau duduk denganku lagi”, pikirnya dalam hati. Saat sudah masuk, ia melihat dara menggandeng tangan jiyong, mereka menuju tempat duduk dara, ya jiyong duduk bersama dara, dan sunmi pindah ke belakang duduk bersama seungri.

                Saat sohee melihatnya, ia hanya tersenyum melihat dara yang tersenyum padanya sambil menggandeng tangan jiyong. “soheeaa~ hari ini jiyong duduk bersamaku ya?”, tanya dara. Sohee hanya tersenyum pahit. Tiba-tiba jiyong berkata, “ya! Aku ini pacarmu. Kenapa kau tanya kepada orang lain yang bukan siapa-siapaku untuk mengatur tempat dudukku?!”, kata jiyong ketus, dengan tatapan tajam ke sohee.
                Sohee sedih mendengar jiyong berkata seperti itu, “ya, aku pantas mendapatkan ucapannya seperti itu, itu adalah balasan perkataanku kemarin”, sohee berbicara dalam hati. Sejak saat itu sohee dan jiyong tidak pernah bersapaan, sohee hanya sering melihat senyuman jiyong saat sedang bersama dengan dara dari kejauhan.

Sohee pov

                “Ya, semua permasalahan sudah beres. Sunmi dengan seungri, dan dara dengan jiyong mereka tampak bahagia sekarang. Buat kwon jiyong, MIANHAE aku membohongimu dan menyakiti perasaanmu, SARANGHAE, anyyeong~”, kata sohee sambil air matanya mengalir

END

Gomawo yang udah baca ffku yang gaje ini~ :) #bow

No comments:

Post a Comment