Author : HyeheeHD
Cast :
- · Ahn sohee (sohee)
- · Kwon jiyong/Gdragon (jiyong)
- · Sandara Park (dara)
- · Lee Seunghyun (seungri)
- · Lee sunmi (sunmi)
Genre : terserah apa
aja lah (mungkin bisa dibilang romance)
Annyeong haeso ‘Leeders’, aku buat ff lagi nih. Ini ff kedua aku,
setelah ff pertamaku ‘Mianae, Saranghae’#sekalian promosi#plak. Mian ya kalo
ffnya belum bagus-bagus banget, susah juga buat ff yang sempurna, mian juga
kalo masih ada typo, atau gaje ffnya. Happy reading~ ^_^
Sohee pov
Huh~
malas sekali rasanya sekolah sekarang. Temanku, Kwon jiyong sekarang telah
menjauh dariku. Kami cukup dekat, malah sangat dekat. Sejak dari TK dulu kami
selalu bersama. Sangking dekatnya, kemana-mana pasti bersama, kadang kami
dibilang kembar yang terpisah, ada juga yang bilang kami itu pacaran.
Sebenarnya aku senang jika dibilang pacaran dengannya. Kenapa??? Karna… ya, aku
lumayan suka padanya. Tapi dia mana mungkin jadi pacarku, karna dia sudah
mempunya yeoja chingu sekarang. Itu mungkin salah satu alasan dia sekarang
menjauh dariku.
*Flashback
Sohee pov
“sohee ya, aku sepertinya menyukainya”,
jiyong berkata padaku. “suka pada
siapa?”, tanyaku bodoh. “ya, aku suka
pada dara”, jawabnya sambil tersenyum. “oh,
ne? kenapa kau tidak bilang aja sama dia, kalau kau suka padanya?”, jawabku
sambil tersenyum pahit. “ne! itu ide yang
cukup bagus sohee ya! Kau memang temanku yang terbaik!”, jawabnya lagi.
Beberapa
hari telah berlalu semenjak jiyong bilang kalau ia suka pada dara, tapi sejak
hari itu juga dia jadi jarang terlihat. “Sohee
ya!”, terdengar suara seperti orang yang ku kenal, aku pun menoleh ke arah
suara tersebut. Ternyata itu jiyong, dia akhirnya datang sambil tersenyum
sangat manis. “Ya! Kwon ji yong! Kemana
saja kau? Sudah lama tidak bertemu”, kataku padanya. “kenapa? Kau merindukan aku?”, candanya. “kau sepertinya terkena penyakit terlalu percaya diri tau”, jawabku
bohong padahal ia benar, aku kan sangat merindukannya.
“oh, ya. Sohee ya.. aku sekarang telah resmi
menjadi pacarnya dara!”, katanya sambil terseyum. Aku cukup terkejut,
padahal baru beberapa hari yang lalu iya ingin bilang pada dara kalau ia suka
padanya, tapi ternyata ia lasung bilang pada dara. “Oh, ne??? chukkae jiyong aa. Ya pantas saja kau jarang terlihat, pasti
kau sering bersama dara kan?”, kataku sambil senyum terpaksa. “hahaha kau ini, kau tidak boleh cemburu
padanya ya, nanti aku akan membagi waktu kok untuk mu”, jawabnya lagi
dengan percaya diri.
Setelah
jiyong dan dara pacaran, ntah mengapa jika jiyong berjanji akan bertemu
denganku, pasti ia tidak menepati janjinya, sering aku merasa kesal karna aku
telah lama menunggunya, tapi dengan enteng ia akan bilang, “Sohee.. mian, aku tidak bisa menepati janjiku hari ini, kapan-kapan
saja ya”. Itu semangkin membuatku sangat kesal.
*End flashback
Author pov
TENG!!! TENG!!! TENG!!! (bunyi bel sekolah)
Sohee
pun berlari ke kelasnya, karna waktu istirahat telah habis. Saat dia masuk ke
kelas ia duduk di bangkunya yang tepat di sebelah jiyong. “jiyong.. sudah lama kita tidak pergi jalan-jalan bersama, bagaimana
kalau kita pergi nanti sehabis pulang sekolah?”, sohee sambil tersenyum
pada jiyong. “hmm… sepertinya hari ini
aku tidak bisa pergi denganmu, soalnya hari ini aku ada kerja kelompok.
Kapan-kapan saja ya”, kata jiyong sedikit menyesal. “oooh~ kincana. Ok kapan-kapan ya, jangan sampai lupa!”, ingat
sohee padanya.
Waktu
pulang sekolah tiba, sohee menunggu adiknya sunmi yang juga sekolah disana. “aish.. dimana sunmi? Lama sekali ia
keluar”, katanya dengan kesal. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya
sunmi muncul juga. “miane eonni, menunggu
ku lama”, kata sunmi. “ah, kincana.
Ayo kita pulang”, ajak sohee. “cakaman.
Kita ke toko buku dulu ya? Ada yang ingin ku beli untuk tugas besok”, kata
sunmi sambil memohon. “ok lah”, jawab
sohee sedikit malas.
Mereka
pun pergi kesebuah toko buku yang terdapat di sebuah mall. Sesampai disana
mereka langsung membeli barang yang diperlukan sunmi. Saat mereka ingin pulang,
tiba-tiba sohee menabrak seseorang. “ah,
miane”, kata sohee sambil menunduk. “ah,
kincanaseo”, kata orang itu juga ikut menunduk. Saat sohee melihat orang
itu, ia terkejut dan berkata, “JIYONG!!”.
“SOHEE??”, jawab jiyong kembali.
Sohee pov
“JIYONG!!”, kataku kaget. “SOHEE??”, jawabnya tak kalah kaget. Dia
sedang bersama dara, tunggu! Bukannya ia bilang kalau ia hari ini ada kerja
kelompok?? Makanya ia tidak bisa menemaniku jalan-jalan, pikirku dalam hati. “jiyong kenapa kau disini? Bukannya kau sedang
kerja kelompok?”, tanyaku sedikit kesal padanya. “aaah~ ne tadi kami tidak jadi kerja kelompok”, jawabnya sedikit santai. Itu membuatku tambah
kesal padanya, kenapa dia tidak bilang padaku??!. “jiyong.. kajja filmnya sudah mau mulai nih”, kata dara pada
jiyong. “ah, ne. sohee ya, aku duluan
ya”, katanya padaku. “ah, ne”,
jawabku dengan kesal dan langsung menarik sunmi meninggalkan mereka berdua.
Sesampainya
di rumah aku dan sunmi langsung ke kamar kami, kami memang satu kamar. Ya, kami
sengaja tidak pisah kamar, karna kami suka bercerita bersama. “HAAAAAAA!!”, triakku saat memasuk kamar
sambil berbaring dikasurku. “ya! Jangan
berisik! Wae? Eonnie sepertinya perlu meminum obat supaya lebih tenang”,
kata sunmi yang aku balas dengan tatapan mematikan. Sunmi pun akhirnya diam.
“Ya! Kau tau? Sebenarnya jiyong tadi bilang
dia ada kerja kelompok dan tidak bisa menemaniku pergi, tapi ternyata ia pergi
dengan pacarnya itu!!”, jelasku pada sunmi. Aku sangat kesal dengannya,
sangking kesalnya ingin rasanya aku mengubur jiyong hidup-hidup.
Author pov
Keesokan
harinya, dikelas sohee dan jiyong ada anak baru, bernama Lee seunghyun, ya biasa dipanggil seungri. Ternyata
seungri adalah musuh bebuyutannya jiyong. Karna sohee masih kesal dengan jiyong
karna persoalan kemarin itu, ia hari ini pindah duduk sendirian. Kebetulan
seungri, duduk disebelah sohee. Sohee menerimanya dengan senang. Melihat sohee
dan seungri yang cukup akrab, membuat jiyong sedikit kesal.
Jiyong pov
Kenapa
mereka begitu sangat dekat? Padahalkan
baru berkenalan?, tanyaku dalam hati. Ah, kalau saja sohee tahu, seperti apa
sebenarnya seungri itu pasti dia tidak akan mau dekat dengannya, pikirku lagi.
waktu istirahat tiba. “sohee ya!”,
panggilku. “wae?”, jawabnya dengan
muka sedikit cemberut. “hmm… wae kau
pindah tempat duduk? Trus kau kan duduk
denganku, kenapa mau duduk dengan anak baru itu?!”, tanyaku. “kalau aku mau duduk dengannya kenapa?
Masalah buatmu?! Aku bosan duduk denganmu, dan melihat wajahmu itu terus!”,
jawabnya dengan dingin dan meninggalkan aku. Kenapa dia jadi kesal padaku
begitu?, tanyaku dalam hati.
Sohee pov
Aku
sangat tidak ingin melihat muka jiyong hari ini, aku masih kesal padanya. Saat
aku berjalan sambil memikirkan si jiyong yang menyebalkan itu aku menabrak
orang, “mian”, kataku pada orang itu.
“ah, kincana”, katanya yang ternyata
itu adalah dara. Ok, setelah bertemu si jiyong menyebalkan itu, sekarang aku
harus berhadapan dengan pacar si menyebalkan itu. “ah, dara. Wae? Kau mau menemui jiyong ya? Dia ada di kelas tuh”,
jawabku sambil tersenyum padanya.
“tentu saja aku mau menemui jiyong, siapa
lagi kalau bukan dia. Dia kan pacarku”, jawabnya seakan-akan menunjukkan
padaku kalau ia itu pacarnya dan aku bukan siapa-siapanya jiyong. Aku hanya
tersenyum terpaksa padanya, dan ingin pergi meninggalkannya, tiba-tiba iya
berkata, “oh, sohee yaa. Aku ingin bilang
sesuatu padamu. Tolong jangan merepotkan jiyong ya dengan kau memintanya untuk
menemaninya ke suatu tempat. Soalnya kami selalu pergi bersama”, katanya
padaku. “oh, ne. aku juga tidak akan
meminta nya lagi”, jawabku dan langsung pergi.
Author pov
Saat
pulang sekolah, sohee dan sunmi langsung pulang ke rumah. Sohee langsung masuk
ke kamar, dan memikir kan kata-kata dara tadi. Sohee jadi sedih seperti akan
berpisah dengan sahabatnya saja, walaupun mereka pasti akan bertemu karna
mereka satu kelas. Sohee memikirkan rencana untuk pergi bersama jiyong untuk terakhir
kalinya. Sohee pun menelpon jiyong untuk mengajaknya keluar, dan untungnya
jiyong tidak menolaknya. Sohee pun langsung bersiap-siap memakai baju yang sangat
cantik, dan berhias dengan natural. Saat semua telah siap sohee pun pergi.
Sohee
pergi ke sebuah mall. Ya, sohee mengajak jiyong menonton film, sudah lama
mereka tidak menonton bersama. Sohee pun langsung membeli tiket, beserta
makanan dan minuman untuk dirinya dan jiyong. Sohee sambil menunggunya duduk
dengan sabar. Tapi beberapa jam kemudian jiyong tetap tidak datang, sohee pun
menelpon jiyong, tapi telpon jiyong tidak aktif. Hingga akhirnya mall akan tutup,
sohee pun akhirnya pulang dengan rasa kesal, tapi juga sedih, padahal ini
adalah terakhir kalinya ia ingin mengajak jiyong pergi, tapi kenapa jiyong
masih tidak menepati janjinya.
Sohee pov
Aku
sangat kesal dan juga sangat sedih, kenapa dia selalu begini padaku, pikirku
sambil berjalan pulang, tidak terasa air mataku sudah menetes. Aku pun menangis
dipinggir jalan sambil menunggu waktunya untuk menyebrang, tiba-tiba hujan pun
turun seakan ikut menangis bersamaku. Karna aku terlalu memikirkan jiyong yang
menyebalkan itu aku pun tidak sadar kalau lampu sedari tadi telah hijau dan
segera akan berwarna kuning, aku pun langsung berlari. TEEEEN TEEEEN!!
BRAAAAAAK!!
Jiyong pov
Sudah
1 minggu sejak sohee mengajakku pergi malam itu, ia tidak sekolah, ada apa
dengannya. Aku tidak berani menelpon atau pergi ke rumahnya setelah aku tidak
menepati janji padanya. Ah, kenapa aku tidak tanya saja sama sunmi, ah babo
kali sih aku ini, pikirku sambil memukul kepalaku. Tiba-tiba ada yang berkata
padaku, “ya! Kau gila huh? Memukul kepala
sendiri”, yang ternyata adalah seungri. “apa
urusannya dengan mu?! Suka-suka aku dong mau ngapain”, jawabku dingin
padanya. “ya, memang hidupmu selalu
sesukamu, sampai-sampai sahabat sendiri tidak masuk sekolah tidak menjenguknya.
Aku tidak yakin kalau kalian teman yang sangat dekat”, kata seungri lagi. “tungggu! Apa maksudmu aku tidak
menjenguknya? Sohee? Apa dia sedang sakit?”, tanyaku padanya.
“Dia bukan sakit. Dia habis mengalami
kecelakaan. Apa kau tau hah?! Setelah menunggu mu berjam-jam malam itu, ia
mengalami kecelakaan?! Makanya sampai sekarang ia tidak sekolah!”, katanya
sedikit berteriak padaku. “BO?!
Kecelakaan?! Gak mungkin”, kataku. “sudah
lah, percuma juga aku bilang padamu, kau juga tidak peduli dengannya”,
katanya sambil berjalan meninggalkan aku sebelum aku ingin bertanya dimana
rumah sakit sohee berada sekarang.
Author pov
Setelah
pulang sekolah, jiyong menunggu sunmi di depan gerbang sekolah, untuk
menanyakan apa benar sohee mengalami kecelakan. Setelah menunggu lumayan lama,
akhirnya sunmi pun muncul bersama seungri disebelahnya. “Sunmi ya!”, triak jiyong. Sunmi ingin menghindar dari jiyong,
tetapi jiyong sudah di depannya. “Sunmi!
Apa benar sohee mengalami kecelakaan? Dan sekarang sedang di rumah sakit?”,
tanya jiyong dengan tidak sabar. “hmm… aaa… ani”, jawab sunmi dengan
ragu. “tolong kasih tau aku yang
sebenarnya”, kata jiyong memelas.
“aish, gara-gara kau! Kenapa kau bilang
padanya?! Aku kan sudah bilang jangan bilang padanya!”, marah sunmi pada
seungri. “miane”, kata seungri merasa
bersalah pada sunmi. Jiyong hanya melihat mereka berdua dan akhirnya berkata, “jebal beri tahu aku dimana dia sekarang”.
“hmm, tapi aku tidak bisa memberitahu mu,
mian”, jawab sunmi. “wae? Aku ini kan
teman dekat eonnie mu?”, kata jiyong lagi. “teman macam apa kau ini, tega menyuruhnya menunggu hingga larut
malam”, kata seungri mengejeknya. “aku
tahu, aku salah. Makanya izin kan kau menemuinya untuk meminta maaf”,
lanjut jiyong lagi.
Karna sunmi
merasa kasihan pada jiyong, akhirnya sunmi, seungri, dan jiyong pun ke rumah sakit
untuk menemui sohee. Sesampai disana, jiyong merasa gugup. Jiyong memegang
serangkaian bunga yang ia beli sebelum ke rumah sakit tersebut, dan menarik
napas sambil mengetuk pintu kamar sohee. “ne,
masuk”, jawab sohee dari dalam. Jiyong pun masuk dengan sedikit gugup.
Sohee yang mengira bahwa yang masuk itu sunmi pun, tersenyum. Tetapi saat
melihat orang yang di depan matanya bukan lah sunmi melainkan jiyong, senyumnya
pun memudar.
“sohee ya”, kata jiyong. “mau apa kau kesini?! Di sini tidak ada
dara! Atau kau ingin menjenguk dara tapi salah masuk kamar?!”, kata sohee
dingin. “miane”, kata jiyong sambil
mendekati sohee yang duduk di kasurnya. “berhenti
disana! Aku tidak ingin melihatmu! Bahkan dekat denganmu!”, kata sohee
lagi. Tapi jiyong tidak mendengarkannya, dan tetap berjalan mendekatinya. “miane~ jeongmal miane~”, katanya sambil
memberi bunga. “apa kau tidak bisa dengar
aku?! Apa kau tidak mengerti bahasaku?! Aku menyuruh menjauh!”, triak
sohee.
“ini aku membawakanmu bunga mawar. Bukan kah
kau suka?”, kata jiyong lagi. “hahaha
ternyata kau masih ingat, aku kira kau sudah lupa semua tentangku. Aku memang
suka, tapi itu dulu. Sekarang aku sudah tidak suka”, kata sohee sambil
membuang bunga itu ke lantai. “aku tahu
aku sangat bersalah padamu, apa kau tidak bisa memaafkan aku? Memberiku
kesempatan lagi?”, kata jiyong memelas.
“semuanya sudah terlambat kwon jiyong! Pergi saja sana dengan pacarmu itu!”,
kata sohee. “apa maksudmu terlambat”,
tanya jiyong. “aku sebenarnya malas
menceritakannya padamu”, kata sohee. “CERITAKAN
PADAKU!!”, triak jiyong tidak sabar.
“YA! Kenapa kau jadi marah padaku?! Aku yang
lagi marah padamu tau!”, kata sohee tak mau kalah galak dari jiyong. “Ne, pallie katakan padaku”, kata jiyong
lagi dengan memohon. Sohee pun menceritakan semua yang terjadi dari awal sampai
akhir. Akhirnya jiyong tau siapa penyebabnya selama ini, yaitu dara.
Semuanya
pun berlalu. Semuanya telah menjadi normal. Jiyong telah berteman kembali
dengan sohee. Malah jiyong yang bermusuhan dengan seungri, sekarang telah
berteman juga. Sampai saat jiyong berulang tahun. Ia merayakan di sebuah hotel
berbintang di korea. Banyak tamu yang datang termasuk teman-temannya di
sekolah. Pesta pun berjalan dengan meriah, tiba lah saat dimana mereka
menyanyikan ‘happy birthday’ untuk jiyong dan jiyong memotong kue ulang
tahunnya. Potongan pertama kue itu ia berikan kepada kedua orang tuanya.
Saat ia memotong
kue yang kedua, tiba-tiba seungri selaku pembawa acara malam itu, berkata “ya, potongan kue yang ke2 ini akan
diberikan ke siapa? Aku sangat penasaran. Yang aku tahu ada dua orang yang
sangat berharga baginya selain orang tuanya. Yaitu itu pacarnya dara dan
sahabatnya sohee. Siapa ya yang akan ia berikan terlebih dahulu?”, kata seungri
yang membuat tamu juga bertanya-tanya.
Sohee dan dara
yang merasa namanya disebutpun kaget. “sepertinya
tamu juga penasaran kan? Kalau begitu kita panggil saja sohee dan dara ke
panggung ini untuk diberikan kue dari jiyong”, lanjut seungri lagi. sohee
dan dara pun naik ke atas panggu, dara berada disebelah kiri, dan sohee berada
di sebelah kanan. Jiyong pun naik ke atas panggung, saat telah berada diatas
panggung ia berhenti di depan sohee, tetapi belum memberikan kuenya. Jiyong
hanya tersenyum menatap sohee, begitupun sohee. Dara pun merasa kesal, dan
jengkel melihat mereka saling tersenyum.
“Ya! Kwon jiyong cepat berikan!”, kata
seungri tidak sabar. “Hana.. dul.. set”
hitung para tamu. Jiyong pun bingung dengan apa yang harus ia pilih. Hingga ia
akhirnya berjalan berbelok ke arah kiri, menuju ke arah dara. Sohee yang
melihatnya pergi ke arah dara sedikit kecewa, dan ingin rasanya ia berteriak “Ya! Kwon jiyong! Pilih lah aku! Jangan
pergi memilihnya!”. Dara yang melihat jiyong pergi ke arahnya tersenyum,
dan berkata dalam hati “ya, mana mungkin
jiyong memilih sohee dari pada aku, aku kan pacarnya”.
Semua orang
terkejut melihat jiyong yang pertamanya ingin memilih sohee, tapi berbalik
ingin memilih dara. Termasuk yang paling kaget seungri, sampai-sampai mulutnya
terbuka lebar. Sampai lah jiyong di depan dara, ia sambil tersenyum. Tiba-tiba
ia berkata, “miane~ aku sangat menantikan
kata itu dari mulut manismu itu. Tapi sampai sekarang aku juga belum
mendengarnya. Aku sudah terlalu lama menunggumu, hingga waktu ini sepertinya
cocok untuk aku berkata sesuatu. Dara…. Uri.. gaemanhaja”, kata jiyong.
Semua orang terkejut, termasuk sohee.
“Ya! Kwon jiyong! Apa-apaan kau! Apa kau
gila?! Aku ini pacarmu!”, kata dara berteriak. “mian, beberapa detik tadi aku ini masih pacarmu, tapi detik ini aku
bukan lagi pacarmu. Sudah lah, aku ingin memberikan kue ini untuk orang di
sebelah sana”, kata jiyong sambil menunjuk sohee, sohee hanya menatapnya
kaget. Jiyong kembali berjalan ke arah
sohee, saat berada tepat di depan sohee ia berkata, “sohee sebelum kau menerima kue ini, mau kah kau menerimaku sebagai
namja chingu mu, bukan sebagai chingu mu lagi?”, tanya jiyong. sohee yang
masih kaget hanya terdiam. “TERIMA!
TERIMA! TERIMA!”, kata para tamu yang dipimpin oleh seungri dan sunmi
dengan semangat.
“ne, aku setuju”, kata sohee menerima
jiyong sambil tersenyum. Dara pun langsung turun dari panggung itu, dan entah
pergi kemana. Jiyong langsung menyuapi kue tersebut ke sohee, dan memeluk
sohee. Sohee pun membalas memeluk. Semua para tamu berteriak heboh, lagi-lagi
yang paling heboh adalah pasangan seungri dan sunmi.
Jiyong pov
sepertinya
semuanya telah ada diposisi yang pas sekarang. Ya, ‘musuhku’ si seungri
sekarang telah menjadi ‘temanku’. ‘Temankku’ sohee, sekarang telah menjadi ‘pacarku’.
Dan ‘pacarku’ dara, sekarang menjadi ‘musuhku’???? Entahlah yang penting
sekarang aku sangat senang, dan keadaan menjadi kembali normal.. AHN SOHEE
SARANGHAE <3
nb : musuh bisa jadi
temen, temen bisa jadi pacar, & pacar bisa jadi musuh.
END
Gomawo ya yang udah
baca ff ku ^_^
Ditunggu loh komennya :)
No comments:
Post a Comment