Author : HyeheeHD
Cast :
- · Ahn Sohee (Sohee).
- · Kwon Jiyong/Gdragon (Jiyong).
- · Sandara Park (Dara).
- · Park Thunder (Thunder).
Genre : Romance.
Sohee pov
Apa
jiyong pergi ke pulau Jeju?? Mengapa ia tidak memberitahuku?? Trus dengan siapa
ia kesana?? Dan mengapa ia ke sana?? Banyak pertanyaan yang aku pikirkan. “wae jiyong ke Jeju?”, dengan reflek
kata itu keluar dari bibirku. “ah,
masalah perusahaan bukan?”, kata thunder lagi. “bagaimana kau tahu?”, tanyaku penasaran padanya. “nunaku kan pergi bersamanya”, jelasnya
lagi.
Dara
pergi bersama jiyong?? Mengapa harus dara?? Tidak bisakah orang lain?? Aku
berharap jiyong pulang sekarang juga meskipun ia hanya akan berkelakuan dingin
padaku. Tanpa terasa mata berkaca-kaca dan air mata itu segera akan menetes,
aku segera mengusapnya dengan punggung tangganku. “sohee, kincana”, tanya thunder melihatku meneteskan air mata. “kincana. Aku pulang dulu ya, hari ini
sepertinya aku tidak enak badan”, jelasku singkat dan langsung
meninggalkannya untuk pulang.
Author pov
Thunder
sepertinya tahu sohee sedih karna jiyong akhir-akhir ini dekat dengan nunanya. “sohee, tenang aku akan menjamin jiyong
tidak akan macam-macam padamu”, katanya pada dirinya sendiri.
Sudah
2 hari sohee tidak kuliah, ia juga terlihat sedikit mengurus karna ia tidak
selera makan. Mungkin karna merindukan jiyong, atau kahwatir dengan jiyong dan
dara yang berdua di Jeju. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk diam-diam ke
pulau Jeju untuk melihat jiyong.
*Di pulau Jeju~
Sohee pov
Akhirnya
aku sampai juga di pulau Jeju. Aku sengaja tidak member tahu siapa-siapa kalau
aku pergi ke Jeju. Kalau aku bilang ke omma dan appa pasti mereka tidak
memperbolehkan aku pergi sendirian. Jadi lebih baik aku pergi diam-diam. Aku
pun segera mencari hotel tempat dimana jiyong berada, sebelum ke Jeju aku pergi
ke kantor jiyong dan menanyakan semua tentang jiyong di pulau Jeju jadi aku
tau.
Setelah
mendapatkan kamar di hotel tempat jiyong berada, karna hari sudah malam aku pun
pergi makan malam di hotel tersebut. “silahkan
nyonya”, kata pelayan itu mempersilahkan aku duduk dan memberi menu
makanan. “yang ini saja”, pesanku
dengan pelayan itu. Pelayan itu pun pergi meninggalkan aku. Aku pun
melihat-lihat, cukup banyak orang tapi mataku tiba-tiba terpaku pada 2 sosok
namja dan yeoja. Dan mereka adalah jiyong dan dara.
Aku
melihat jiyong dan dara makan malam bersama dengan saling bercanda dan tertawa
bersama. Dan aku mulai merasa bahwa saat jiyong dan dara bersama jiyong sangat
nyaman. Bahkan jiyong bisa tertawa bersamanya, itu adalah sesuatu yang sangat
langka saat aku bersamanya. Nafsu makanku pun sudah hilang, dan aku memutuskan
untuk kembali ke kamarku.
Saat
berada di kamarku air mataku sudah tak tertahan lagi, dan ia jatuh tanpa aku
perintah lagi. Dan air mataku semangkin deras mengalir, tiba-tiba hpku
berbunyi. Aku pun melihat siapa yang menelponku, ternyata ommaku yang menelpon.
Aku tidak bisa mengangakat telponnya dalam keadaan aku sedang menangis seperti
ini, yang ada omma pasti tambah kahwatir padaku.
#keesokan harinya~
Aku
terbangun, sepertinya aku bangun sangat siang karna semalaman menangis, dan aku
rasa mataku sudah membengkak. Tiba-tiba perutku berbunyi untuk minta diisi,
mengingat dari semalam aku tidak makan. Aku pun mandi untuk segera pergi makan.
Karna mataku bengkak karna menangis semalaman aku pun memakai kaca mata hitam
supaya tidak terlalu terlihat bahwa mataku bengkak.
Setelah
membeli makanan, aku pun kembali ke kamarku. Aku menaiki lift, dan segera
menutup pintu lift tersebut. Pintu lift yang akan tertutup tiba-tiba terbuka
kembali, dan aku pun melihat sesosok namja yang sedang menggendong seorang
yeoja. Dan mereka adalah, jiyong dan dara. Entah hanya kebetulan atau apa,
mengapa bisa kami bertemu di lift ini.
Setelah
mereka masuk, pintu lift pun tertutup dan di dalam lift tersebut hanya ada kami
bertiga. Sepertinya jiyong dan dara tidak menyadari kalau orang yang sedang
bersama mereka ini adalah aku. Terlihat dari kaca-kaca lift tangan dara sangat
erat memegang jiyong supaya tidak terjatuh dari gendongannya. Saat di lantai 2
lift berhenti, pintu terbuka mereka pun keluar.
Setelah
jiyong keluar, air mataku pun jatuh kembali dengan cepat. Ingin rasanya
memanggil jiyong dan bilang, jangan menggendong dia dan cepat kembali. Tapi
bibir ini teras keluh. Aku segera kembali ke kamar, tanpa sadar aku menelpon
thunder.
Author pov
Sohee
menelpon thunder, thunder yang mendengar suara sohee yang menangis pun khawatir
dengan apa yang terjadi pada sohee. “Thunder…
bisa kah kau ke pulau Jeju sekarang??... jebal…” kata sohee sambil
menangis. “kau kenapa sohee??”, tanya
thunder dengan khawatir. “aku akan
menjelaskannya nanti jika kau disini”, jelas sohee lagi. “araso. Kau berada di hotel mana?”,
tanya thunder. Sohee pun memberitahu alamatnya. Thunder pun menyadari alamat
yang diberikan sohee adalah alamat yang sama dengan hotel dara dan jiyong.
Thunder pun langsung bersiap-siap untuk ke pulau Jeju.
*Thunder, sampai di pulau Jeju~
Setelah
menempuh waktu yang cukup lama, thunder pun telah sampai di pulau Jeju. Tanpa
membuang-buang waktu lagi, thunder pun langsung menaiki taxi untuk ke hotel,
tempat sohee, jiyong dan nunanya berada.
*Di tempat Sohee berada~
Sohee
pun menunggu thunder yang akan datang ke tempatnya. Sambil menunggu thunder
dikamarnya, ia pun penasaran dengan apa yang sedang dilakukan jiyong dan dara
saat ini. Sohee pun turun dan menanyakan pada resepsionis di kamar berapa
jiyong berada. Sohee pun segera menuju kamar jiyong. Saat berada tepat di depan
pintu kamar jiyong, ternyata pintunya terbuka sedikit.
Sohee
pun mendengar 2 orang yang sedang berbicara, yang dari suaranya terdengar suara
jiyong dan dara. Dengan sedikit mengintip, sohee melihat jiyong sedang
mengobati kaki kaki dara yang terluka. Setelah mengobati dara, jiyong terlihat
berdiri dan ingin pergi tetapi ditahan oleh dara. “Jiyong, tunggu. Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu”,
kata dara.
“Bo? Katakan saja”, jawab jiyong. Sohee
yang sedang mengintip dan mendengar pun penasaran apa yang akan dikatakn dara
pada jiyong. “sebenarnya… aku
menyukaimu”, kata dara. Jiyong hanya bisa terdiam, sedangkan sohee kaget
dengan pernyataan dara. “mau kah kau jadi
namja chingu ku?”, lanjut dara lagi. Sohee pun semangkin gugup dengan apa
yang akan jiyong jawab.
“ne, aku mau menjadi namja chingu mu”,
jawaban jiyong membuat sohee kaget, dan tak tahan lagi berada disana sehingga
ia meninggalkan tempat itu dan kembali ke kamarnya. Sementara itu, ternyata
thunder juga mendengar pembicaraan jiyong dan dara sedari tadi, dan mengetahui
sohee yang sangat sedih sekarang karna mereka.
Sohee pov
Aku
sangat bodoh! Mengapa aku begitu bodoh? Sudah jelas jiyong tidak menyukaiku,
aku saja yang suka padanya. Jiyong juga sepertinya nyaman dengan dara, pikirku
dalam hati sambil menangis saat di kamarku. Tiba-tiba bel kamarku berbunyi, aku
pun segera membuka pintu. Ternyata yang datang adalah thunder. Saat melihat
thunder entah mengapa aku tambah menangis, dan tak bisa mengontrol emosiku.
“jangan berbicara, kincana. Aku sudah tau,
kau tidak perlu menjelaskannya”, jelas thunder menenangkanku, dan langsung
mendekapku. Setelah beberapa menit membiarkan ku menangis, aku pun berbicara
pada thunder. “jadi apa yang akan kau
lakukan sekarang?”, tanya thunder padaku. “aku akan mengakhirinya semua”, jawabku. “apa kau yakin? Terus bagaimana dengan keluargamu?”, tanya thunder
lagi. “aku bilang bahwa aku tidak
menyukai jiyong, dan ini semua permintaanku”, jelasku. “bagaimana dengan jiyong?”, tanya thunder. “aku yakin ia juga pasti sangat setuju”, jawabku.
*Flashback~
Jiyong pov
Dara
memintaku untuk menjadi namja chingunya?? Setelah lama berdiam aku pun
menjawabnya, “ne, aku mau menjadi namja
chingumu. Tapi sayangnya aku telah bertunangan”, jawabku. “Bukan kah kau bertunangan karna
dijodohkan??”, tanya dara padaku. “Memang
benar aku dan sohee dijodohkan. Tapi aku benar-benar menyayanginya dan tidak
bisa meninggalkannya”, jelasku lagi.
Saat
aku sedang berbicara dengan dara, tiba-tiba hpku berbunyi. Aku pun langsung
melihat siapa yang menelponku, ternyata itu adalah ommanya sohee. “yeoboseo omma?”, jawabku. “Ne, jiyong. ternyata sohee sedang berada di
pulau Jeju juga. Apa kau bertemu dengannya?”, tanya nyonya Ahn padaku. “bo? Sohee disini?!”, tanyaku kaget.“ne, coba kau cek disana apa ia juga
menginap dihotel yang sama denganmu”, jelas nyonya Ahn.
“ne, araso omma”, kataku sambil menutup
telpon. “dara aku harus pergi sekarang
ok”, kataku pada dara dan dengan cepat pergi. Aku pun langsung menuju
resepsionis dan menanyakan apa ada yang bernama Ahn Sohee. Resepsionis itu
segera mencari, dan ternyata ada. Ia pun memberitahu nomor kamarnya, aku pun
langsung menuju kamar tersebut.
*End
Flashback~
Saat berada di
pintu kamarnya aku pun berhenti sejenak untuk menenangkan diriku supaya tidak
terlalu gugup. Saat tangan ku baru mau menyentuh bel, tiba-tiba pintunya sudah
terbuka. “Sohee ya. Thunder?!”, aku
kaget melihat thunder juga berada disana.
Sohee pov
Setelah
mengobrol bersama, thunder pun berpamitan. Tapi saat aku membuka pintu, aku
dikagetkan jiyong berada di depan pintu kamarku. Mengapa ia bisa tau aku
disini?? Siapa yang memberi tahunya?? “sohee
ya. thunder?!”, kata jiyong kaget. “sohee,
mengapa thunder bisa disini?! Apa kalian berlibur bersama hah?!”, katanya
sedikit menahan marah.
“anio, dia baru datang tadi”, jelasku
sedikit malas padanya. “thunder bisa kah
kau pergi sekarang? Aku ingin berbicara berdua dengan nya”, kata jiyong
pada thunder. Thunder pun segera keluar, dan tiba-tiba jiyong menarikku ke
dalam. “Lepaskan aku!”, kataku
padanya. “apa yang kalian lakukan
disini?!”, tanya jiyong sedikit berteriak.
“kami tidak melakukan apa-apa. Lagian itu
bukan urusanmu”, jawabku. “BO?! Bukan
nya aku bodoh, kau sudah kesini dari kemarin kan?! Dan kau juga sudah
bersamanya dari kemarin kan?!”, katanya marah padaku. “jadi kau pikir aku selingkuh?? Hahaha kau lucu sekali”, kata ku
menjawabnya. “ok, kalau kau beranggapan
begitu. Sekarang aku minta kita akhiri saja hubungan kita”, kataku padanya.
“jadi kau sudah merencanakannya semua?? Baik
kalau itu mau mu”, jawab jiyong dan langsung meninggalkan aku sambil
membanting pintu kamarku dengan keras. Lucu sekali kau Kwon jiyong, bukan kah
kau yang selingkuh?? Bisa-bisanya kau menuduhku yang selingkuh, dasar napeun
namja!.
Author pov
Keesokan
harinya sohee dan thunder pun pulang ke Korea. Jiyong dan dara pun pulang ke
Korea setelah menyelesaikan proyek yang ada disana. Setibanya dikorea, thunder
bertemu dengan nunanya. “nuna! Apa kau
masih dekat dengan jiyong?!”, tanya thunder. “anio. Dia menolakku”, jawab dara sambil tersenyum pahit. “bo?”, thunder kaget dengan pernyataan
dara.
“ia bilang, bahwa ia sudah mempunyai
tunangan. Dan ia sangat menyayanginya”, jelas dara lagi. “jadi kalian tidak ada hubungan spesial?”,
tanya thunder. “bukan kah aku sudah
bilang, bahwa ia menolakku. Lagian mengapa kau bertanya serius seperti itu?”,
kata dara. “ani, sepertinya telah terjadi
kesalah pahaman! Nuna aku harus pergi dulu, annyeong”, kata thunder dan
langsung pergi meninggalkan dara yang kebingungan.
Thunder
mengajak jiyong bertemu, walaupun pertamanya jiyong enggan bertemu dengan
thunder. Thunder pun menunggu jiyong di café yang telah dijanjikan. Setelah
menunggu beberapa menit, jiyong pun datang. Thunder langsung menceritakan
kesalahpahaman antara jiyong dan sohee kemarin selama di pulau Jeju. Jiyong yang
menyadarinya, langsung meminta maaf pada thunder karna sudah berpikiran yang
tidak-tidak padanya, jiyong pun langsung menemui sohee.
*Tempat kuliah Sohee~
Sohee pov
Lelah
sekali rasanya seharian kuliah. Aku pun berjalan untuk menunggu taxi yang
lewat. Saat menunggu, tiba-tiba ada mobil yang berhenti dihadapan ku yang
ternyata mobil jiyong. Jiyong langsung menarik paksaku untuk naik ke dalam
mobilnya, dan ia langsung menjalan kan mobilnya dengan kencang. “Ya! turunkan aku!”, kataku padanya.
Jiyong hanya menghiraukan aku, dan tetap menyetir.
Hingga
mobilnya terhenti pada sungai Han. Mengapa ia membawaku ke sini?? Apa ia ingin
bunuh diri bersama disini?? Tanyaku pada diriku. Aku pun langsung keluar dari
mobilnya, ia pun sama. “mengapa kau
membawaku ke sini?”, tanyaku. “Mian”,
katanya. “apa maksudmu?? Berbicaralah
yang jelas”, kataku lagi padanya. “mian”,
lagi-lagi ia hanya menjawab itu.
“sepertinya aku hanya membuang-buang waktu
disini. Lebih baik aku pergi saja”, kataku sambil berjalan ingin
meninggalkannya. Tapi ia tahan dengan memeluku dari belakang, “mian di pulau Jeju aku mengira kau dan
thunder berbuat yang tidak-tidak. Miane, aku sangat cemburu melihat kau
dengannya”, jelas jiyong yang membuatku sedikit kaget. “bukan kah kau menerima dara sebagai yeoja chingu mu?”, tanya ku. “siapa yang bilang?”, tanya jiyong balik
padaku. “bukan kah kau sendiri yang
bilang. Ne, aku mau menjadi namja chingumu”, kataku menjelaskan.
“terus apa lagi yang kau dengar?”, tanya
jiyong lagi. “hanya itu, dan aku langsung
meninggalkan tempat”, jelasku lagi. “Ahn
sohee babo! Kalau mau menguping dengar dari awal sampai akhir!”, katanya. “terus kau bilang apa??”, tanyaku
penasaran. “aku bilang aku tidak bisa
meninggalkanmu, karna aku sangat menyayangimu”, katanya.
Mendengar
pernyataannya, membuat hatiku luluh. Aku membalikan tubuhku menghadapnya, “mian aku sudah berpikiran kau selingkuh”,
kataku. “kincana, yang terpenting kau
masih menjadi tunangan ku. Saranghae”, kata jiyong sambil tersenyum.
END
Gomawo yang udah baca ffku. Mian kalo endingnya
jelek, dan banyak typo. Komen kalian selalu aku tunggu. Dan yang belum baca
part 1nya, ada disini. Annyeong#bow~
Disini 'Part 1' nya
Disini 'Part 1' nya
No comments:
Post a Comment