Sebelumnya, maaf kalo ffnya gak perfect. :)
Yuna melangkah masuk ke kelas, sebelum
sampai di kelas, yuna melihat 1 laki-laki yang sepertinya dia kenal. Saat itu
lah pertamakalinya yuna bertemu dengan Eli “sepertinya aku pernah melihatnya”
kata hati yuna. Jam menunjukkan pukul
21.20, waktunya pulang dari kampus yang sangat padat jika semua kelas di dalam
gedung tersebut keluar pada saat bersamaan, berdesak desak turun tangga, ada
yang menyelip di sela sela agar cepat turun dan pulang. Malam itu Yuna dan Eli
bertemu lagi di tangga turun.
“brummm” suara mobil yuna saat dihidupkan, I’m only one call away I’ll be there to
save the day superman got nothing on me, I’m only one call away , lagu di
radio menemani yuna di jalan pulangnya. Hanya butuh 15 menit diperjalanan dari
kampus ke rumah yuna. Yuna anak pertama
dari pasangan suami isti jungmin dan naeun, yang telah meninggal akibat
kecelakaan. Sejak umur 17 tahun yuna sudah ditinggal oleh orang tuanya. Yuna
hidup sendirian dengan dibekali rumah dan mobil oleh orang tuanya. Walaupun
hidup sendirian tetapi yuna selalu ditemani teman-temannya.
“ahhh, lelahnyaaaaa” teriak yuna sambil menjatuhkan tubuh kecilnya itu ke kasur kesayangan yang tiap pagi membuatnya tak ingin berpisah. “eli, sepertinya laki-laki tadi namanya eli” ucapnya sambil mengeluarkan hp Samsung S6 Edge nya, diketiknya nama itu di friendlist nya , muncul 1 nama dan photo profile. “benar kan ini dia” tebakan yuna benar
“kau yang tadi di depan kelas ku kan?” tanyanya ke laki-laki bernama Jung Eli. 15 menit kemudian, “kring” hp yuna berbunyi menandakan ada pesan masuk. Eli : “ahhaha, iyaa. Kau tak mengenali ku?”. “sepertinya aku pernah melihat mu” balas yuna. “hahaha sungguh terlalu kau tak dapat mengenali ku selama ini” balasnya. “maaf aku orangnya benar-benar pelupa” jawab yuna malu. Sejak itu yuna dan eli dekat, dekat dan semakin dekat. Setiap ketemu di kampus mereka saling menyapa dan berbincang.
Brakkk.
Suara tabrakan terdengar. “ada seorang gadis ditabrak lari didekat kampusnya”
seru orang-orang disekitar kampus. “Eli, Yuna.. yunaa….” Seru Kevin, teman
sekelas eli. “yuna kenapa?” Tanya eli dengan penuh kekhawatiran. “yuna
kecelakaan, pas dia mau nyebrang, ada mobil yang melaju ke arahnya, setelah itu
mobil itu lari” jelas Kevin. Tanpa basa-basi eli segera lari ketempat yuna. “yuna
sudah dibawa kerumah sakit, rumah sakit Guram” sahut Dasom sahabat yuna
menyahut eli di pertengahan jalan.
Segera Eli melajukan mobilnya menuju rumah
sakit Guram yang tak terlalu jauh dari kampusnya tersebut. “Yuna, pasien tabrak
lari di kampus…..” sebelum eli menyelesaikan perkataannya, gadis dengan tubuh
kurus, putih dengan kemeja putih yang dilumuri darah itu lewat, “apa anda wali
dari saudari yuna?” Tanya salah satu suster di rumah sakit itu, “iya, saya
walinya.”jawab eli dengan lemah, eli tak sanggup melihat tubuh mungil itu
berlumuran darah. “pasien mengalami luka dibagian kaki dan tangan, serta
kepala. Oleh karena itu, kami perlu menjahit beberapa luka tersebut. Tidak ada
yang perlu dikhawatirkan” penjelasan suster itu. “setelah pasien sadar, pasien
boleh pulang” tambahan suster itu. “terima kasih suster” jawab eli sedikit
lega. Eli duduk disebelah yuna sambil menahan tangis. “hmmm.. dimana aku?”
Tanya yuna yang sudah mulai sadarkan diri dan ingin segera berdiri. “dirumah
sakit, sebaiknya kau baring saja dulu, kau harus banyak istirahat” jawab eli
benar-benar lega setelah yuna sadarkan diri. “eli, aku ingin pulang. Aku tak
ingin berada disini. Eli, antarkan aku ke rumah ku, Aku ingin pulang ” seru
yuna sambil menangis, yuna mengingat bagaimana kedua orang tuanya terkapar di
rumah sakit. “yasudah, aku antar”jawab eli.
Sesampainya dirumah, “masuk lah, aku pergi
setelah kamu masuk” ujar eli. “eli, mau temani aku sebentar saja?”Tanya yuna.
“baiklah, aku temani” jawab eli sambil membopong tubuh mungil itu memasuki kamar
yang dihiasi wallpaper bergambar gajah dan pink terang polos. “aku tinggal
sendiri saja. Orang tua ku sudah meninggal sejak aku kecil, aku tak punya
saudara. Terkadang aku merasa sangat kesepian” yuna bercerita. “ah maaf, tak
seharusnya aku menceritakan nya, apa kau ingin minum? Biar aku amb…” sebelum
yuna menyelesaikan pertanyaannya, bibir eli sudah meraih bibir yuna. “aku hanya
membutuhkanmu” nyata eli. 20 detik, 30 detik, 40 detik terlewati. “aku mencintaimu” ucap eli kepada yuna. “aku
juga” balas yuna sembari memperdalam ciuman itu.
Beberapa hari telah lewat, yuna terus memikirkan kejadian hari itu. Sampai
suatu hari, “yuna, aku rasa kita cukup berteman seperti biasa saja” kata eli
seketika. “kenapa? Kenapa begini?” seru yuna. “maafkan aku, aku yakin suatu
saat kau akan mengerti” kata eli terakhir kalinya. Sejak saat itu, eli dan yuna
tidak pernah saling menyapa lagi saat bertemu.
Ujian hari pertama, yuna yang sudah
mengerjakan ujiannya terlebih dahulu pergi mencari jieun, teman paling baiknya
dikampus, saat melewati toilet, yuna dan eli berpas-pasan. “kau sudah selesai
ujian?” Tanya eli. “sudah” jawab yuna. “Kenapa
kau harus menyapa ku” seru yuna dalam hati.
“aku terus memikirkan mu, yuna” kalimat
eli yang membuat yuna kembali menaruh harapan kepada eli, “maaf aku
meninggalkan mu tanpa alasan yang jelas, aku ingin kita balik seperti dulu
lagi. Aku janji tak akan meninggalkan mu lagi” lanjut eli, yang akhirnya
membuat yuna mengatakan iya.
Hari
demi hari, yuna dan eli kembali seperti dulu, tetapi tak sedekat dulu. “aku
lelah eli, kita benar-benar lebih cocok berteman dari pada seperti ini, aku tak
sanggup seperti ini, kau selalu aktif di tempat lain tetapi untuk mengabari ku
saja sepertinya susah, apa kau hanya mencari ku saat kau memerlukan ku?” ucap
yuna, tak ada satu katapun terucap dari eli. Dan akhirnya mereka berpisah lagi
untuk kedua kalinya.
Pertemuan
14, di hari itu, kelas yuna dan eli dekat. Saat yuna buka pintu kelas, ia
mendapatkan eli sedang menoleh ke arah kelasnya, eli yang kaget langsung
berbalik badan dan masuk ke kelasnya. Yuna yang sedari tadi terdiam di depan
pintu kelasnya, segera menutup pintu. 10 menit lewat, dosen belum juga datang, “aku
ketoilet dulu ya” ucap yuna kepada dasom. Saat yuna keluar kelas, eli sedang
bersender di depan kelasnya. “ahh” yuna terdorong kea rah oleh 2 orang yang
sedang bergurau di depan pintu kelas seberang, kelas eli. Dengan segera yuna
berlari menuruni anak tangga, dari lantai 4 ke lantai 1, dimana toilet
satu-satunya berada. Setelah itu, yuna pelan-pelan menaiki anak tangga yang tak
begitu banyak tapi sangat melelahkan. sampainya yuna di anak tangga paling atas,
saking lelahnya yuna berdiri sebentar di situ, saat itu juga eli keluar kelas
dan mendapati yuna berdiri.
Dua kali,
tiga kali eli bolak balik naik turun melewati yuna yang sedang sendiri berdiri
di koridor depan kelasnya itu, bahkan saat dosen eli datang ia masih juga
keluar masuk kelasnya. Tak lama kemudian dosen yuna datang. Saat itu lah
pertemuan terakhir eli dan yuna
“letting
go is hard, but sometimes holding on is harder” kata yuna dalam hati. “I love
you, I miss you, I can’t stop thinking about you but I remember we’re not meant to be.” Kata eli dalam hati.
THE END
maaf klo ffnya kurang menarik.
No comments:
Post a Comment